Sinopsis Film Mendadak Dangdut

Triler Mendadak Dangdut

“Mendadak Dangdut Orisinal” (2006) memaksa karakter utama keluar dari dunia fantasi cerahnya ke dunia nyata yang bersemangat musik dangdut. Skena dangdut berusaha menangkap esensinya, namun dangdut versi baru melupakannya dan hanya tampil seperti musisi pop yang asal meng-cover lagu dangdut tanpa makna.

“Mendadak Dangdut” (2024), bukan sekuel atau remake, disutradarai Monty Tiwa yang juga menulis skenarionya bersama Erik Tiwa dan Muttaqiena Imaamaa, mengambil latar sama namun konflik berbeda. Film ini dimulai dengan pesan menegangkan: selebritas Naya (Anya Geraldine) terbangun di dekat mayat berlumuran darah. Naya, tersangka pembunuhan, mengajak adiknya, Laura (Aisha Nurra Datau), kabur. Ayah mereka (Joshua Pandelaki) yang alzheimer juga ikut karena keadaan.

Keputusan Naya kabur lebih masuk akal dibanding Petris (Titi Kamal) dan Yulia (Kinaryosih) di film pertama, karena situasinya lebih sulit. Naya tak hanya lari tanpa tujuan. Namun, keunggulan versi baru terbatas di sini. Perjalanan hidup Naya berubah saat bertemu Wawan (Keanu AGL) dan Wendhoy (Fajar Nugra) yang membentuk grup musik. Naya, musisi pop yang biasa menyanyi lagu lirih dengan gitar, kini harus belajar cengkok dan bergoyang dangdut. Seharusnya begitu.

Alur Cerita Film Mendadak Dangdut

Sayangnya, naskah “Mendadak Dangdut” cacat: Naya tak melalui proses belajar meyakinkan. Ia cepat menguasai gaya bernyanyi baru tanpa bimbingan. Jika Petris harus berjuang menikmati dangdut, Monty menggantinya dengan momen komedi saat Naya bergumam mendengar aransemen Wawan dkk. Pemahaman akar rumput Petris dan Yulia hilang. Dangdut tak lagi dicari maknanya, hanya dianggap objek tanpa arti. Lagu terkenal seperti “Jablay” dan “Mars Pembantu” diulang dengan aransemen baru yang lebih hidup, namun kurang “nakal”, seperti filmnya. Adegan panggung juga terasa terpisah, kurang koordinasi visual dan audio.

Untungnya, para pemain tampil baik. Anya Geraldine berkembang sebagai karakter utama kuat, meski belum sepenuhnya melewati momen dramatis. Keanu, Fajar Nugra, dan Adi Sudirja berhasil mengundang tawa dengan komedi biasa. Keanu, khususnya, tampil alami melontarkan celotehan menggelitik dengan timing komik luar biasa, bahkan berimprovisasi lucu hingga lawan main sulit menahan tawa.

Review Film Mendadak Dangdut

Saya juga menyoroti penampilan terakhir Joshua Pandelaki yang menyentuh. Sayang, naskah gagal menciptakan konflik ayah-anak menarik, terutama saat Monty menggunakan penyakit kronis sebagai solusi mudah. Saya tak suka cara penulis mengakhiri bagian ini.

By admin